Provinsi Sumatera Utara

Provinsi Sumatera Utara

Provinsi Sumatera Utara masuk dalam salah satu daerah penopang perekenomian Indonesia, Provinsi ini menyumbang hampir 5 persen Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2019, angka ini terbesar di pulau Sumatera dan nomor lima di Indonesia , setelah DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

Saat pertama kali terbentuk pada 15 April 1948 berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 10 Tahun 1948. Saat itu, Sumatera dibagi menjadi tiga provinsi yang masing-masing berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, yaitu Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Tengah, dan Provinsi Sumatera Selatan. dan Tanggal 15 April 1948 selanjutnya ditetapkan sebagai Hari Jadi Provinsi Sumatera Utara.

Awal tahun 1949, kembali dilakukan reorganisasi pemerintahan di Sumatera. Melalui Keputusan Pemerintah Darurat Nomor 22/Pem/PDRI pada 17 Mei 1949, jabatan Gubernur Sumatera Utara ditiadakan. Selanjutnya dengan Ketetapan Pemerintah Darurat RI pada tanggal 17 Desember 1949, dibentuk Provinsi Aceh dan Provinsi Tapanuli/Sumatera Timur.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti undang-undang Nomor 5 Tahun 1950 pada 14 Agustus 1950 ditetapkan kembali pembentukan Provinsi Sumatera Utara. Dengan UU No. 24 Tahun 1956 yang diundangkan pada 7 Desember 1956, dibentuk daerah otonom Provinsi Aceh, sehingga wilayah Provinsi Sumatera Utara sebagian menjadi wilayah Provinsi Aceh.

Populasi penduduk Sumut tahun 2019 mencapai 14,56 juta jiwa, terbesar keempat setelah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Pusat pemerintahan Sumatera Utara terletak di Kota Medan.

Geografis

Provinsi Sumatera Utara terletak pada 1°–4° Lintang Utara dan 98°–100° Bujur Timur. Batas wilayahnya, meliputi sebelah utara Provinsi Aceh dan Selat Sumatera; sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat dan Riau; sedangkan sebelah timur dibatasi oleh Selat Sumatera.

Luas Sumatera Utara secara keseluruhan mencapai 182.414,25 kilometer persegi. Di antara luas tersebut, 60,5 persen berupa lautan dan 39,5 persen lainnya berupa daratan. Sebagian besar wilayahnya berada di daratan Pulau Sumatera dan sebagian kecil berada di Pulau Nias, pulau-pulau Batu serta beberapa pulau kecil, baik di bagian barat maupun bagian timur pantai Pulau Sumatera.

Provinsi ini memiliki 213 pulau yang telah memiliki nama, dengan 6 pulau di wilayah pantai timur Sumatera, termasuk Pulau Berhala sebagai pulau terluar yang berbatasan dengan Selat Malaka. Sisanya, 207 pulau berada di wilayah pantai barat dengan Pulau Wunga dan Pulau Simuk sebagai pulau terluar di wilayah pantai barat Sumatera.

Topografi wilayah ini terdiri dari daerah pantai, dataran rendah dan dataran tinggi, serta Pegunungan Bukit Barisan yang membujur di tengah-tengah dari utara ke selatan. Gunung-gunungnya, antara lain Sibayak, Sinabung, Martimbang, Sorik Marapi, dan lain-lain. Kemudian sungai-sungainya adalah Sungai Wampu, Batang Serangan, Deli, Asahan, dan lainnya.

Di daerah ini juga terdapat danau terbesar di Indonesia, yaitu Danau Toba. Di tengah Danau Toba terdapat sebuah pulau bernama Pulau Samosir. Daerah di sekitar Danau Toba dan Pulau Samosir merupakan daerah padat penduduk yang menggantungkan hidupnya kepada danau ini. Selain itu juga terdapat dua taman nasional, yakni Taman Nasional Gunung Leuser dan Taman Nasional Batang Gadis.

Pemerintahan

Teuku Muhammad Hasan adalah Gubernur Sumatera pertama setelah Indonesia merdeka. Presiden Soekarno menunjuk Hasan untuk menjabat sebagai Gubernur Sumatera pada 22 Agustus 1945. Saat itu, Sumatera belum terbagi menjadi beberapa provinsi atau wilayah dan Hasan dipercaya untuk menjadi pemimpin administrasi di pulau terbesar keenam di dunia itu hingga tahun 1948.

Hingga kini tercatat sudah ada 19 gubernur yang silih berganti memerintah di Sumatera Utara. Saat ini, Provinsi Sumatera Utara dipimpin oleh pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah.

Pasangan Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah “Ijeck” menang dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sumatera Utara tahun 2018 dengan meraih 3.291.137 suara atau 57,57 persen. Sedangkan pasangan Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus (Djoss) meraih 2.424.960 suara atau 42,43 persen.

Secara administratif, provinsi ini terdiri dari 25 kabupaten dan 8 kota, yang terdiri dari 450 kecamatan dan 6.132 desa/kelurahan. Jumlah desa/kelurahan terbesar di Sumatera Utara adalah Kabupaten Nias Selatan dengan 461 desa/kelurahan, kemudian diikuti oleh Simalungun dengan 413 desa/kelurahan, dan Mandailing Natal dengan 407 desa/kelurahan.

Jumlah PNS daerah di Sumatera Utara pada Desember 2019 sebanyak 192.611 orang. Terdiri atas 72.290 orang (37,53 persen) PNS laki-laki dan sisanya sebanyak 120.321 orang (62,47 persen) adalah PNS perempuan.

Kependudukan

Populasi penduduk Sumut merupakan jumlah penduduk terbanyak keempat di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Menurut BPS, jumlahnya mencapai 14,56 juta jiwa pada 2019. Laju pertumbuhan penduduk selama periode 2000–2010 sebesar 1,22 persen per tahun.

Penduduk Sumut lebih banyak tinggal di daerah perkotaan dibanding daerah perdesaan. Jumlah penduduk yang tinggal di perkotaan adalah 7,28 juta jiwa (50,02 persen) dan yang tinggal di daerah perdesaan sebesar 7,28 juta jiwa (49,98 persen).

Dari segi etnis, berdasarkan data olahan Sensus Penduduk 2010 BPS, sekitar 13 juta penduduk Sumut terbagi atas suku Jawa 33,4 persen, Toba (22,3 persen), Mandailing (9,5 persen), Nias (7,1 persen), Melayu (6,0 persen), Karo (5,5 persen), Angkola (4,1 persen), Tionghoa (2,7 persen), Minang (2,6 persen), Simalungun (2,4 persen), Aceh (1,0 persen), Pakpak (0,8 persen), dan suku lain sekitar 2,6 persen.

Proporsi keragaman penduduk itu tersebar tidak merata dan menciptakan kantong etnisitas dan agama tertentu. Pantai timur Sumut (dahulu Keresidenan Sumatera Timur) dikenal dengan daerah konsentrasi suku Jawa dan Melayu; yang sebagian besar penduduknya beragama Islam. Penduduk wilayah Tapanuli Selatan dengan kekhasan suku Mandailing, sebagian besar juga beragama Islam. Sebaliknya, wilayah Tapanuli Utara yang bersuku Batak Toba sebagian besar penduduknya beragama Kristen.

Susunan masyarakat di daerah Sumatera Utara diatur berdasarkan genealogis-teritorial atau suatu garis keturunan darah dan wilayah, misalnya pada suku Batak Toba, Mandailing, dan Nias. Sedangkan di wilayah Sumatera Timur atau Melayu, susunan masyarakatnya berdasarkan teritorial.

Penduduk Sumut terbanyak bekerja di sektor pertanian. Tenaga kerja yang diserap sektor pertanian ini mencapai 2.390 ribu orang. Angka ini sebesar 35,53 persen dari total angkatan kerja di Sumut. Disusul kemudian sektor perdagangan (17,99 persen), dan sektor industri pengolahan (10,22 persen).

Kesejahteraan

Kesejahteraan masyarakat Sumut terus bertumbuh selama periode 2010 hingga 2019. Sebagai indikatornya, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sumut pada tahun 2019 menunjukkan nilai 71,74. Nilai tersebut berada di bawah rata-rata nasional (71,92). Namun, Sumut ada di peringkat ke-12 dari 34 provinsi. Dibandingkan beberapa tahun sebelumnya, yaitu tahun 2010, capaian IPM Sumut masih sebesar 67,09.

Adapun tiga kabupaten/kota yang memiliki IPM tertinggi adalah Kota Medan sebesar 80,97, diikuti Kota Pematangsiantar sebesar 78,57, dan Kota Binjai sebesar 75,89. Sedangkan, Nias Barat memiliki IPM terendah sebesar 61,14.

Rata-rata lama sekolah di Sumatera Utara pada tahun 2019 mencapai 9,45 tahun. Hal ini berarti bahwa rata-rata pendidikan penduduk di Sumatera Utara masih setingkat kelas 3 SLTP. Angka ini masih lebih baik bila dibandingkan angka nasional yang rata-rata masih mencapai kelas 2 SLTP. Adapun rata-rata lama sekolah yang terbesar berada di Kota Medan dan Pematangsiantar yang mencapai 11,38 tahun dan 11,15 tahun.

Pada Agustus 2019, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mencapai 5,41 persen atau sebanyak 383 ribu penduduk yang berstatus pengangguran atau mencari pekerjaan. Keadaan ini menurun bila dibandingkan pada kondisi Agustus 2018, yaitu tingkat pengangguran terbuka di Sumut pada saat itu mencapai 5,56 persen.

Jumlah penduduk miskin di Sumut naik menjadi 1,28 juta jiwa pada Maret 2020. Angka tersebut naik 0,12 poin dari 8,63 persen pada September 2019 menjadi 8,75 persen per Maret 2020. Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2020 disebut berjumlah 8,73 persen dan 8,77 persen di perdesaan. Persentase penduduk miskin di kota tersebut naik 0,34 poin, sedangkan di desa turun 0,16 poin jika dibanding data pada September 2019.

Ekonomi

Sumatera Utara menjadi provinsi papan atas dalam pengelolaan ekonomi dibanding provinsi lain di Pulau Sumatera. Provinsi Sumatera Utara memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB di Pulau Sumatera sebesar 23,39 persen. Diikuti oleh Provinsi Riau sebesar 22,33 persen dan Provinsi Sumatera Selatan sebesar 13,28 persen.

Besaran produk domestik regional bruto (PDRB) Sumatera Utara jika dibagi dengan seluruh penduduknya tercatat sebesar Rp 55,05 juta per kapita per tahun. Dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,22 persen tahun 2019, geliat ekonomi provinsi ini sedemikian terasa.

Perekonomian Sumatera Utara masih didominasi oleh lapangan usaha utama, yaitu pertanian, kehutanan, perikanan (20,48 persen), industri pengolahan (18,98 persen), perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor (18,95 persen), dan konstruksi (14,19 persen).

Di bidang pertanian, Sumatera Utara tersohor karena luas perkebunannya menjadi primadona perekonomian provinsi. Perkebunan tersebut dikelola oleh perusahaan swasta maupun negara. Sumatera Utara menghasilkan karet, cokelat, teh, kelapa sawit, kopi, cengkeh, kelapa, kayu manis, dan tembakau. Perkebunan tersebut tersebar di Deli Serdang, Langkat, Simalungun, Asahan, Labuhan Batu, dan Tapanuli Selatan. Komoditas tersebut telah diekspor ke berbagai negara dan memberikan sumbangan devisa yang besar bagi Indonesia.

Selain komoditas perkebunan, Sumatera Utara juga dikenal sebagai penghasil komoditas  hortikultura (sayur-mayur dan buah-buahan). Misalnya jeruk Medan, jambu Deli, sayur kol, tomat, kentang, dan wortel yang dihasilkan oleh Kabupaten Karo, Simalungun, dan Tapanuli Utara. Produk hortikultura tersebut telah diekspor ke Malaysia dan Singapura.

Sumatera Utara juga memiliki banyak tempat wisata yang menarik. Salah satunya yang terkenal adalah Danau Toba yang memiliki keunikan geografi alam yang berbeda dengan objek wisata lainnya. Danau Kaldera terbesar di dunia seluas sekitar 2.700 kilometer 

Sumber :
https://kompaspedia.kompas.id/baca/profil/daerah/provinsi-sumatera-utara

https://sumutprov.go.id/artikel/halaman/sejarah#TonggakSejarah

https://id.wikipedia.org/wiki/Sumatra_Utara

Jadwal Agenda